B88 Indonesia – Tikus jadi salah satu hama pengintai tanaman padi petani. Pun halnya yang dirasakan petani di Desa Tambakrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Jengah dengan ulah tikus, ide untuk memanfaatkan burung hantu kemudian muncul.
Adalah burung hantu jenis Tyto Alba, pembasmi hama tikus alami andalan petani setempat.
Tak rumit, petani cukup menyediakan rumah tinggal dari kotak kayu disebut pagupon.
Baca Juga: Warga Banyuwangi Rela Antri Adopsi Bayi Dibuang di Teras Rumah
“Pagupon itu kami buat sendiri dan dipasang di ketinggian lebih dari delapan meter dari permukaan tanah dengan bambu atau ditaruh di atas pohon,” kata Ponidi (60) Ketua Subblok Jogo Tirto.
Ponidi mengatakan, pemanfaatan Tyto Alba sebagai pengendali alami hama tikus di desanya sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun.
Ide tersebut, jelas Ponidi, berawal dari dari mantan penyuluh pertanian lapang (PPL).
“Dulu yang mengajak Pak Pitoyo, salah satu mantan PPL. Yang dipelajari ketika berada di Jombang. Dan diterapkan di wilayah kami,” katanya.
Untuk memuluskan ide itu, lanjut Pitoyo, mereka bersama-sama membeli indukan Tyto Alba. Harganya bekisar antara Rp 2,5 juta hingga Rp 3,5 juta.
“Kami belinya satu ekor dulu, kemudian saat ada uang, beli lagi satu ekor,” katanya.
Lambat laun populasi indukan berkembang hingga enam ekor. Dari enam ekor burung, lanjut Ponidi, dapat melindungi lahan sawah seluas 20 hektare lebih.
Baca Juga: Warga Semalang Srono Rela Bayar Pajak Dua Kali demi Bisa Wakaf
“Satu ekornya juga dapat memangsa sampai 20 ekor tikus dalam semalam,” ungkapnya.
Kini, sudah ada sekitar seribu ekor burung hantu lumbung yang tersebar di wilayah Desa Tambakrejo, Kecamatan Muncar.
“Itu kami biarkan makan dan berkembang biak sendiri selama hampir 13 tahun, sehingga jumlahnya sudah banyak,” tuturnya.
Tinggalkan Balasan