Maret 22, 2023

Pemkab Banyuwangi Gencarkan Pemberian Gizi pada Remaja Putri untuk Cegah Stunting

B88 Indonesia – Pemkab Banyuwangi terus mengambil tindakan untuk menangani masalah stunting. Gerakan Serentak (Gertak) Aksi Bergizi yang diluncurkan oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, adalah salah satu upaya yang menyasar pada golongan usia remaja.

Menurut Bupati Ipuk, masa remaja sangat berpengaruh terhadap kualitas seseorang ketika dewasa nanti. Masalah gizi pada usia remaja dapat meningkatkan kerentanan dan berisiko menghasilkan generasi yang bermasalah dengan gizi.

“Anemia pada remaja akan mengakibatkan masalah kesehatan seperti penyakit tidak menular, produktivitas dan prestasi menurun, termasuk masalah kesuburan. Oleh karena itu, kami berharap remaja putri di Banyuwangi dapat menjadi calon ibu yang sehat di masa depan. Sehingga Banyuwangi dapat bebas dari stunting,” kata Ipuk dalam acara peluncuran program tersebut di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Banyuwangi, pada Jumat (17/3/2023). Sekretaris Daerah Banyuwangi, Mujiono, juga turut hadir.

Baca Juga: Bank Indonesia Gelar Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di Banyuwangi

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi, yang dapat mengganggu pertumbuhan anak. Selain asupan gizi, kondisi kesehatan lainnya yang berkaitan dengan stunting adalah anemia.

“Hasil dari sampling skrining anemia yang dilakukan pada 14.059 remaja putri di Banyuwangi pada tahun 2023, menunjukkan bahwa ada 8.062 remaja putri yang menderita anemia,” ungkap Ipuk.

“Remaja putri yang mengalami anemia berisiko menjadi wanita usia subur yang menderita anemia, dan hal tersebut dapat menyebabkan melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR), stunting, serta komplikasi saat melahirkan dan beberapa risiko terkait kehamilan lainnya. Inilah yang harus kita cegah,” tambahnya.

Kegiatan ini diikuti oleh para kepala sekolah, guru, dan siswa SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan pondok pesantren di Banyuwangi. Dalam program ini, dilakukan upaya mencegah anemia pada remaja putri dengan cara konsumsi makanan bergizi seimbang, minum Tablet Tambah Darah (TTD) secara teratur satu tablet setiap minggu, dan melakukan aktivitas fisik secara rutin.

Plt Kepala Dinas Kesehatan, Amir Hidayat, menjelaskan bahwa gerakan ini dilakukan untuk mencegah lahirnya bayi stunting.

Terdapat empat intervensi utama dalam kegiatan ini, yaitu mengajak remaja untuk rutin melakukan aktivitas fisik, sarapan bersama dengan menu bergizi seimbang, rutin minum TTD bagi remaja putri, dan edukasi kesehatan sebagai upaya komunikasi untuk perubahan perilaku yang relevan.

Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam menangani masalah stunting, termasuk dengan menyasar golongan remaja melalui Gerakan Serentak (Gertak) Aksi Bergizi.

Pada peluncuran program ini, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan bahwa masalah gizi pada usia remaja dapat meningkatkan kerentanan serta berisiko melahirkan generasi yang bermasalah gizi. Salah satu masalah kesehatan yang berkaitan erat dengan stunting adalah anemia, yang terjadi pada sejumlah remaja putri di Banyuwangi.

Melalui program Gertak Aksi Bergizi, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berupaya mencegah lahirnya bayi stunting dengan empat intervensi utama.

Selain mengajak aktif remaja rutin melakukan aktivitas fisik dan sarapan dengan menu gizi seimbang, program ini juga rutin memberikan tablet tambah darah (TTD) dan melakukan edukasi kesehatan sebagai upaya komunikasi untuk perubahan perilaku yang relevan dan komprehensif.

B88

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *