Maret 22, 2023

Mengupas Manfaat Buah Dewandaru Dibalik Mitos Keramat Pohonnya dari Tongkat Diponegoro

B88 Indonesia – Gunung Kawi, sebuah gunung berapi yang sudah lama tidak aktif terletak di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Di wilayah ini, terdapat kepercayaan masyarakat yang menghubungkan aktivitas spiritual atau mistis dengan gunung ini, seperti pesugihan atau ritual meminta kekayaan.

Selain itu, salah satu tumbuhan yang dipercaya membawa keberuntungan bagi masyarakat setempat adalah dewandaru, yang juga dikenal sebagai ceremai belanda.

Tumbuhan ini ditanam di Kebun Raya Purwodadi dan bisa tumbuh baik di lingkungan dataran rendah ataupun tinggi karena kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Baca Juga: 6 Mitos Goa Istana Alas Purwo Banyuwangi, Dari Pusaka Sakti Mandraguna Hingga Siluman Kera Putih

Di balik buah dewandaru yang mungil dan cantik, terdapat mitos kepercayaan yang masih dipegang oleh masyarakat setempat. Pohon dewandaru di Gunung Kawi dianggap keramat dan dianggap sebagai bagian dari kompleks pesarean atau pemakaman Kanjeng Kyai Zakaria alias Eyang Djoego sang guru spiritual dan Raden Mas Imam Soedjono alias Eyang Sujo.

Dua tokoh ini adalah pengawal yang ikut melawan penjajah sekaligus menyebarkan ajaran Islam di bawah kepemimpinan Pangeran Diponegoro.

Pesarean Gunung Kawi sudah lama menjadi tempat wisata religius bagi para peziarah, dan nama dewandaru diambil dari nama aslinya yaitu Dewa Aru, yang dikeramatkan karena konon berasal dari tongkat Eyang Djoego yang ditancapkan ke tanah dan tumbuh menjadi pohon sampai sekarang.

Banyak orang di daerah Gunung Kawi percaya bahwa pohon dewandaru memiliki kekuatan untuk membawa keberuntungan. Para peziarah seringkali menunggu dahan, daun, atau buah dewandaru jatuh ke tanah, lalu mereka akan memanfaatkannya sebagai jimat untuk membawa keberuntungan.

Baca Juga: Mitos Gampang Jodoh Jamur Trucuk yang Tumbuh di Lembah Gunung Raung Banyuwangi

Selain keberuntungan, pohon dewandaru juga dipercaya dapat memberikan sinyal atau tanda akan terjadinya bencana. Sebagai contoh, beberapa hari sebelum tsunami Aceh pada tahun 2004, pohon dewandaru tumbang akibat badai yang sangat kencang.

Namun, meskipun banyak kepercayaan mistis terkait dengan pohon dewandaru, masyarakat di daerah Gunung Kawi juga menyadari manfaat kesehatan yang diberikan oleh tanaman ini.

Sejak lama, dewandaru telah digunakan oleh masyarakat di Brasil sebagai obat untuk berbagai penyakit, seperti demam, diare, rematik, dan hipertensi.

Selain itu, daun dewandaru juga dapat diolah menjadi teh dan bermanfaat untuk mengobati batuk, bronkitis, dan cacingan. Ekstrak daun dewandaru juga terbukti dapat mengurangi kadar enzim yang menyebabkan asam urat.

Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa ekstrak minyak esensial yang dihasilkan dari dewandaru memiliki sifat antimikroba dan antibakteri, terutama terhadap bakteri Staphylococcus aureus, S. epidermidis, Bacillus licheniformis, B. subtilis, Enterococcus faecalis, serta bakteri gram negatif seperti Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, dan Pseudomonas aeruginosa.

B88

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *