B88 Indonesia – Pengguna jalan yang masuk Banyuwangi atau sebaliknya via jalur gumitir kini tak perlu risau. Puluhan penjaga siap memberikan servis kenyamanan perjalanan secara cuma-cuma.
Puluhan relawan yang tergabung dalam Relawan Gumitir itu berjaga atau standby selama 24 jam penuh.
Baca Juga: Pembibit Cabai Rawit Banjir Pesanan Saat Cuaca Ekstrem Landa Banyuwangi
Hati mereka tergerak lantaran kerap melihat peristiwa kecelakaan pohon tumbang maupun longsor di jalur penghubung Kabupaten Banyuwangi dan Jember itu.
Wiji Harianto (40), Ketua Relawan Gumitir merinci ada 30 relawan yang siap memberikan kenyamanan dan kondusifitas jalur Gumitir. Mereka standby selama 24 jam dengan dibagi beberapa shift jaga.
“Ada 30 anggota yang tergabung. Dari 30 itu kita bagi dalam 3 shift, yakni shift pagi, siang dan malam. Dan setiap shift ada koordinatornya supaya enak dalam mengkoordinir ketika terjadi suatu hal di lintas jalur Gumitir,” ujarnya.
Wiji lantas memberikan gambaran terkait langkah antisipasi apabila terjadi peristiwa di lintas jalur Gumitir.
Yang pertama, jika kejadian berlangsung pada malam hari, ada empat anggota yang sudah disiagakan dan siap menuju titik lokasi kejadian.
“Kita siagakan empat anggota yang disiagakan di area Patung Gandrung. Anggota langsung tersambung dan satu garis komando dengan koordinator lapangan. Mereka dipastikan siap menuju titik lokasi untuk mengkondisikan titik tersebut,” terangnya.
Baca Juga: Senangnya Bocah TK Banyuwangi Diajak Keliling Naik Mobil Pak Polisi
Yang kedua, terkait mekanisme pengkondisian apabila terjadi peristiwa kecelakaan ataupun tanah longsor. Wiji mengatakan anggota yang jaga sudah disiapkan peralatan evakuasi. Yang sedianya siap untuk digunakan.
“Intinya tindakan kita bersifat sementara. Yang penting jalur bisa dilalui dan kondisi aman terkendali. Nantinya langsung dikoneksikan dengan instansi terkait untuk dilakukan tindakan susulan,” tambahnya.
Wiji kembali menegaskan bila para relawan bekerja tanpa ada embel-embel apapun. Apalagi sampai memanfaatkan kondisi pengguna jalan.
“Kami disini sifatnya sukarela. Jadi tindakan kami murni untuk membantu dan tidak ada yang membayar kami,” ungkapnya.
Wiji menyebut justru bukan uang yang pihanya nantikan. Melainkan peralatan untuk memudahkan mereka ketika menghadapi hambatan di lapangan.
Tinggalkan Balasan