B88 Indonesia – Peristiwa tewasnya bocah di saluran Irigasi persawahan Dusun Temurejo, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, masih dirasakan dampaknya. Tak terkecuali pasutri yang tinggal tak jauh dari lokasi.
Adalah Suroso (70) dan Poniyem (60), pasutri pemilik rumah dekat saluran irigasi dekat TKP kematian bocah. Keduanya, kompak menyebut nyaris kehilangan kedua cucunya yang ikut berenang bersama korban.
Baca Juga: Lokasi Tenggelamnya Bocah SD Ternyata Jadi Kolam Favorit Remaja Kampung
Saat kedua cucunya yakni Bahtiar (7) dan Habib (5) asyik mandi, pasutri itu sedang berada di ladang untuk memanen hasil kebun
“Gusti paringi selamet mas. Pas kejadian dua cucu saya juga ikut berenang bareng korban dan temannya,” ungkap Suroso.
Suroso mengungkap adzan ashar yang membuat kedua cucunya berhenti mandi dan bergegas naik ke permukaan. Namun, kedua temannya masih melanjutkan aktivitas mandi.
“Cucu saya itu aktif adzan di masjid dekat sini. Dengar adzan langsung mentas dari air,” ungkapnya.
Suroso menyebut baru mengetahui kabar tenggelamnya anak tetangganya itu seusai dari ladang.
Dirinya kaget ketika melihat banyak orang bergerombol dan ada petugas kepolisian di dekat rumah.
“Pas saya tanyakan ternyata ada anak tenggelam. Mak deg hati saya dan istri. Setelah saya cari keduanya berada di masjid,” ungkapnya.
Baca Juga: Bocah SD di Banyuwangi Tewas Tenggelam di Sebuah Saluran Irigasi
Dijelaskan, saluran irigasi tempat Nando kristian (10), dikenal sebagai kolam mandi favorit remaja kampung.
Tak hanya remaja setempat, saluran irigasi persawahan yang disebut warga sekitar “Kanalan” Itu, kerap dikunjungi remaja luar desa. Sekadar membasuh badan ataupun menikmati sensasi mandi air bendungan
Selain arusnya tenang, tinggi air di bendungan itu tak terlalu dalam. Paling mentok setinggi kepala orang dewasa.
“Mangkanya banyak yang senang mandi disini. Airnya tenang, jernih dan segar jika pagi hari. Terus, ada bendungan yang digunakan untuk arena lompatan,” ujar Poniyem.*
Tinggalkan Balasan