B88 Indonesia – Pemkab Banyuwangi kembali melanjutkan sejumlah program khusus bagi pelajar dari keluarga kurang mampu yang sudah berjalan selama ini. Mulai pemberian uang saku setiap hari, bantuan uang transportasi tiap hari, tabungan pelajar, hingga pemberian bantuan peralatan sekolah.
Bupati Banyuwangi Ipuk Festiandani mengatakan, program-program tersebut terus dilaksanakan tahun ini. ”Ini bantuan khusus bagi pelajar yang kurang mampu. Biar makin semangat sekolahnya. Program yang telah dirintis sejak 2017 kita teruskan. Melihat manfaatnya yang besar,” kata Ipuk, Senin.
Baca Juga: Pemkab Banyuwangi Pastikan Stok Cabai dan Bawang Merah Aman Hingga Lebaran
Setidaknya ada tujuh program yang disasarkan bagi pelajar kurang mampu tersebut. Antara lain bantuan biaya hidup pelajar tidak mampu, Garda Ampuh (Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah), bantuan uang transport siswa tidak mampu, beasiswa kuliah Banyuwangi Cerdas, bantuan alat pembelajaran, serta bantuan uang saku.
Ipuk mencontohkan program uang saku, di mana pelajar SD mendapatkan Rp10.000 per hari, SMP Rp15.000 per hari, dan SMA Rp20.000 per hari. Demikian pula bantuan uang transportasi, para pelajar SD mendapatkan Rp10.000 per hari, SMP Rp15.000 per hari, dan SMA Rp20.000 per hari.
Ipuk berharap program ini bisa membantu para pelajar kurang mampu untuk semakin giat bersekolah. “Uang saku yang diberikan tiap hari digunakan untuk membeli makanan, sehingga dia belajar dengan perut terisi dan gizi cukup, yang bisa menstimulasi otak dalam menerima materi pembelajaran,” papar Ipuk.
Ipuk sendiri telah menyerahkan bantuan uang saku di antaranya kepada sejumlah siswa SDN 8 Jambewangi saat menjalani program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu pada 22 Februari 2023 kemarin.
Kepada Ipuk, salah satu penerima bantuan, Kurnia Dewi Amalia, siswi kelas 6, bercerita bahwa dirinya bersama adiknya (Diva Mulia – kelas 2) setiap hari berjalan kaki sejauh 6 KM menuju sekolah. SDN 8 merupakan sekolah yang terdekat dari rumah mereka yang berada di perbatasan hutan di lereng Gunung Raung.
Setiap harinya, kedua kakak beradik tersebut harus berjalan tak kurang dari satu jam melewati perkebunan pinus dimana orang tuanya bekerja. Tak jarang mereka jalan ke sekolah juga ditemani anjing peliharaan penjaga rumah.
“Berangkat jam 5 sama adik. Meski jauh, kita tetap harus semangat sekolah. Di jalan ya ngobrol-ngobrol sama adik, suka bareng sama Faris, teman sekelas yang rumahnya dekat dengan saya. Kadang Ciki (anjing peliharaan) juga nemenin kita jalan ke sekolah,” cerita Dewi.
Dewi mengaku ingin menjadi dokter hewan kelak. “Biar kalau Ciki atau kucing yang di rumah sakit, saya bisa merawat dan menyembuhkan,” tutur Dewi.
Guru kelas mereka, Sukari, mengaku sangat kagum dengan kegigihan empat siswanya tersebut. Mereka tergolong rajin berangkat, kecuali kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.
“Semangatnya bagus. Bahkan kalau pas jadwal ujian dan cuaca sedang buruk, orang tuanya mengambil kertas ujiannya untuk kemudian jawabannya dianterkan ke sekolah esoknya,” kata Sukari.
Ipuk berharap bantuan uang saku ini bisa menjaga bahkan mendorong spirit belajar mereka. ”Uang saku ini bisa dipergunakan bekal mereka bersekolah. Kami juga memerintahkan Dinas Pendidikan untuk terus memonitor apa yang harus dibantu agar mereka bisa memiliki pendidikan yang tinggi,” kata Ipuk
Tinggalkan Balasan